Sabtu, 03 Mei 2014

menulis itu gampang (Self reminder)

Tercatat terakhir kali saya menulis dengan serius pada tahun 2012. Merampungkan dua fiksi panjang namun secara keseluruhan tidak bisa dikatakan rampung. Seluruh ide utama sudah tertuang, tetapi blokade itu seakan hadir tepat ketika saya ingin mengirim ke beberapa penerbit yang sudah saya list sejak lama. Satu berhasil meluncur dua kali, sementara naskah panjang lainnya masih belum berhasil menembus blokade bernama diattach file-kan ke email.
Menulis itu gampang-gampang susah. Gampangnya kalau kita bisa memposisikan diri sebagai penulis tanpa beban. Melepaskan ide yang menggantung di kepala, tanpa peduli apakah nantinya ide yang kita tuliskan akan layak dibaca, menarik dan bahkan dalam skala lebih jauh: layak diterbitkan oleh penerbit mayor. 


Kalau hanya ingin diterbitkan, bukankah sekarang ini menjamur hadirnya penerbit-penerbit indie? Tentu, kalau sekedar ingin dipublish secara cepat tentu saja penerbit indie menjadi solusi. Namun, berhubung saya sudah empat kali ditipu penerbit indie, jujur saja secara personal tidak lagi tertarik bekerjasama dengan penerbit seperti itu. Tidak enak loh, ditipu orang, serius, apalagi kalau kita sebut dunia kepenulisan ini adalah dunia kerja. Sesama rekan kok saling menipu? 
*semoga saja tidak perlu berurusan lagi dengan penerbit jenis itu, yang secara tidak langsung membuat saya menjadi phobia setiap kali ingin mengedit naskah. Kadang kala bisikan tak sedap muncul tiba-tiba ; bagaimana kalau ditipu lagi, bagaimana kalau naskah ini justru dibajak?

Susahnya menulis apa?
Nah, kalau saya ditanya apa yang paling susah dari menulis, maka jawabannya adalah ketika dengan mudahnya jemari yang semula mengetik rangkaian aksara sampai berlembar-lembar harus menjadi pembunuh paling kejam. Memperbaiki kata-kata yang cacat atau bahkan membabat sampai tak bersisa sederet kata atau pun kalimat yang mubazir. Jauh hari sebelumnya dengan ringannya kata dan kalimat meluncur, namun ketika proses pengeditan dimulai dengan ringannya tombol  backspace ditekan. 
*ini bagian yang paling berat saya rasa, namun harus dilakukan dengan tegas.

Tapi, susah loh mulai nulisnya. Tidak tahu harus memulai dari mana.
Tips yang saya kantongi sejak lama adalah tulislah apa yang kau ketahui, apa yang paling dekat dengan kehidupanmu saat ini. masalah memulai, lupakan segala format penulisan yang diajarkan di bangku sekolah, tulis saja apa yang ada di kepala saat kertas atau laptop sedang kau pegang.
Baiklah, sehubungan adanya even menulis yang saya rasa cocok dengan tema yang ingin saya usung, maka sebenarnya tulisan ini ditujukan untuk saya sendiri yang sering masih diserang rasa malas merevisi.

Selamat menulis kembali

Lantai 4, Asrama ITB Jatinangor
5 mei 2014



0 komentar:

Posting Komentar