foto diambil dari http://bundafe.blogspot.com/2011/04/belajar-dari-pohon.html |
Hari ini aku mendapatimu terdiam di sudut jendela. menetap lepas rimbun canopy mahoni yang berbaris rapi di sekeliling tempat tinggalmu. Aku tahu, hatimu kembali lebam menemukan satu dua perkara bereceran tak rapi, meski susah payah kau setrika. Kau, meminjam sedikit panas surya bukan untuk memanggang pengalamanmu sampai hangus, namun agar beku yang tak kunjung leleh itu segera cair. Aku tahu ada bagian perasaanmu yang diam-diam tergores karena terlampau beku. Apa mungkin karena akhir-akhir ini temperatur lingkungan tempat tinggalmu semakin gigil? atau, jangan-jangan kau sudah lupa bahwa kau sudah berjanji akan menjemput banyak pelangi kebaikan di sini? atau mungkin karena kau sudah kalah dalam perkara menebar kebaikan?
Aku ingin kau kembali mengingat ini bahwa Dia melihat dengan terang ke dalam hatimu, ke dalam niat yang kau canangkan. bukan perkara rupamu. sekalipun yang kau dapati adalah niatmu tak terlampau baik berjalan. Tersendat di satu dua tikungan, tapi bukankah segala proses ini telah pelan-pelan membentukmu menjadi pribadi yang lebih kokoh. Karena bagaimana pun pahitnya pengalaman, jalan hidup yang berbatu-batu, jika kau mau sabar saja sedikit, makna kebaikan itu akan kau baca dengan sendirinya. Kebaikan yang selalu saja ada di balik setiap cobaan yang diberi. Bukan tidak mungkin, Allah mengajarimu agar lebih bijaksana dalam melewati sisa detak yang masih dititipi dengan cara seperti ini. dengan alur yang membuatmu lebih dekat sejengkal demi sejengkal. lebih sabar segaris demi segaris.